iklan Q

Kamis, 04 Maret 2010

MENGHADAPI MASALAH DENGAN TENANG

MENGHADAPI MASALAH DENGAN TENANG

Belajar dari beberapa kasus yang ada atau pernah di hadapi oleh penulis. Saat ini banyak hal yang akan di bahas, diantaranya adalah :
1. Penanganan masalah secara individu
2. Penanganan masalah secara keluarga.
Penulis akan membahas penanganan masalah secara individu dulu. Karena hal ini berkaitan dengan cara berpikir serta penanggulangan emosi yang meledak-ledak. Adakalanya banyak masalah dianggap sebagai musibah atau yang lebih Extrim lagi adalah anggapan kalau Tuhan sudah tidak sayang pada kita. Cara berpikir extrim ini yang akan membuat masalah bertambah berat. Jika ada masalah yang pertama kita lihat dulu adalah akar dari masalah itu. Jangan berpikir bahwa dengan masalah yang dating akan menambah kesulitan. Walaupun ada filosofi yang mengatakan bahwa lebih baik menghindari masalah daripada menemui masalah dikemudian hari. Anggapan ini memang ada benarnya, tetapi apakah selamanya kita tidak akan menghadapi problem atau masalah?. Secara logika itu adalah tidak mungkin. Beberapa tip yang perlu agar siap dalam menghadapi masalah adalah :
a. Rencana yang matang dalam langkah ke depan
b. Membuat rancangan motivasi jika ada masalah
c. Membuat konsep atau cita-cita yang lebih tinggi dari yang sebelumnya
d. Berbicara atau diskusi pada rekan atau orang yang dapat dipercaya
e. Membuat peta atau perkiraan masalah
f. Aktif dalam pergaulan.

Kalau masalah sudah menghadang jangan panic atau menyesal dengan jalan atau langkah yang sudah dijalani. Secara pribadi jika masalah sudah didepan mata kita sedikit banyak tidak akan mengindar, tetapi siapkan solusi yang terbaik. Berpikirlah dengan ketenangan. Bagaimana secara emosi atau control psikologi jika ada masalah pada kita…….inilah tip relaksasi yang mungkin akan membantu, karena penulis pernah mempraktekkan, yaitu :
a. Atur pernafasan dengan ritem atau irama yang stabil, agar detak jantung atau organ penting di tubuh kita berjalan dengan sempurna.
b. Minum secara periodic jika sudah dirasakan tidak stabil pada control emosi.
c. Keluar rumah /kantor sebentar ( jangan sambil merengut karena hal itu akan menunjukkan jika kita ada masalah pada orang lain )
d. Jika ada orang atau rekan yang dapat dipercaya, diskusikan masalah yang tidak begitu privasi.
e. Catat setiap perubahan atau jalan keluar, hal ini untuk menghindari kita lupa krena sebagian orang yang punya masalah biasanya sering lupa. Peristiwa ini dikarenakan otak telah bekerja lebih keras dan akan mengakibatkan memori di otak ibaratnya Full Loaded.
f. Bertukar cara penyelesaian dengan orang lain, jika ada kemiripan masalah yang dihadapi.

Untuk masalah yang timbul jika dalam keluarga biasanya akan melibatkan banyak pihak atau orang. Hal pelik yang dihadapi karena banyaknya idea tau pembicaraan yang melantur. Bagi kita hal ini sering kali jadi permasalah berlarut-larut. Kalau itu terjadi hal yang paling baik adalah meredam pembicaraan dengan menciptakan suasana seakan-akan tidak terjadi masalah. Bagaimana caranya? Salah satu yang jadi filosofi orang jawa dengan adatnya adalah diam dulu atau menghindar dari lingkungan keluarga yang bermasalah. Tidakkah ini berbahaya bagi kita yang ternyata sudah dianggap menyatu dengan lingkungan tersebut?. Semua hal itu ada resikonya. Tanpa kita mengambil resiko maka kita akan terjerumus pada resiko yang lebih besar. Sedangkan resiko yang kita ambil kadang kecil saja. Ada tip buat pembaca jika ada masalah pelik yang dihadapi namun menyangkut harkatnya sebagai sebuah keluarga. Penulis akan coba beberkan secara garis besarnya saja.

1. Jika masalah keluarga itu adalah keluarga sendiri maka yang terbaik dalam hal menyelesaikan masalah itu bukan mencari siapa benar atau salah. Tetapi yang terbaik adalah menunjukkan bahwa masalah itu adalah sebagai suatu pembelajaran bahwa akibat dari masalah itu akan lebih besar lagi jika tidak diredam. Berbicara dengan tanpa mengedepankan emosi atau perasaan tetapi dengan pemikiran akal / logika.
2. Jika masalah menyangkut keluarga besar pada kedua belah pihak, logika yang harusnya dipakai adalah tujuan awal membentuk sebuah ikatan keluarga. Disini harus ada keluarga yang mengerti pada arah dan tujuan ikatan tersebut ( yang tentunya netral tanpa keberpihakan ). Jika masalah itu pada pembaca yang mengalami, maka pembaca sendiri harus melihat posisinya tanpa ada embel-embel hubungan, agar dapat berpikir secara logis. Arahkan masalah itu pada penyelesaian bukan menambah masalah lagi.

Demikian tip-tip yang mungkin akan berguna pada pembaca, dan sekiranya banyak kekurangan semoga pembaca sendiri dapat termotivasi untuk mendapatkan jalan keluar lain.
.

0 komentar:

Posting Komentar

Monggo...kasih coretan di bawah ini...jangan lupa ya...meskipun hanya kata-kata sekedarnya, saya hargai setinggi langit nan biru...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More